Monday, November 16, 2015

Hal Sepele Awal Dari Sesuatu Yang Besar

Malam ini aku belajar tentang bagaimana tajam nya lidah, lidah memang tidak bertulang apapun bisa terucap, bagaimana kita mengendalikan nya, baik atau buruk, apa kata yang akan terucap, pantas atau tidak pantas. Bukan soal seberapa
sering kita berbicara tapi seberapa
sadarkah kita dengan apa yang kita bicarakan. Pantaskah untuk di dengar, atau bahkan mungkin itu menyakiti orang lain.

Mulutmu harimau mu, mungkin itu yang terjadi malam ini, martabat turun karena perkataan sendiri, tiada lagi rasa hormat dari orang lain.

Diam itu emas, bukan tanpa arti karena memang sebaiknya kita diam jika perkataan yang keluar akan menyakiti orang lain, menjerumuskan kita sendiri, bahkan mungkin menjadi konflik.
Hanya karena seucap kata yang keluar salah, semuanya bisa jadi musnah. Tapi apa iya dalam kebenaran kita harus diam, dalam kebenaran kadang keberanian hilang, bukan seperti mencaci dan mencela, tapi memuji lebih mahal harganya.

Berbicaralah pada tempatnya, walau pun kita hanya bercanda lihatlah situasi dan kondisinya. Hiduplah saling mengerti dan menghargai, berbicara sopan dan dengan penuh etika.

Suatu yang keluar dari mulut kita baik atau buruk tidak bisa kita tarik kembali. Ingatlah apa yang kita rasakan jika mendengar ucapan yang tidak enak kepada kita atau mungkin tentang diri kita, dalam keadaan yang tidak semestinya, kita akan sedih, marah mungkin bahkan ingin melawan, membalas mencaci, dan akhirnya saling membuka aib. Apa jika seperti itu benar, menurutku salah sebaik nya kita memegang hati sendiri, maksudnya betapa sakitnya hati kita mendengarnya takan beda dengan orang lain jika mendengar itu keluar dari mulut kita, jika berani jangan membalas dengan hal yang sama buruknya, tunjukan kalau diri kita lebih terhormat dari pada dirinya, tersenyum dan berlapang dada, ajak berbicara dengan hati tanpa emosi mungkin akan menyelesaikan masalah.

Masalah bukan hanya datang dari suatu tindakan yang besar, bahkan ucapan sepelepun bisa menjadi masalah besar.

Apa yang terjadi malam ini adalah pengalaman yang berharga, bukan karena ada orang yang terpojokan dengan perkataannya sendiri, tapi karna kita bisa memetik hikmahnya yaitu menjaga ucapan supaya tidak jadi perkataan yang menjerumuskan.

Jika telah terlanjur sebaiknya meminta maaf menjadi suatu jalan yang terbaik, selesaikan semua dengan dingin hati, gak perlu pake urat, cukup bakso aja yang pake urat, iyakan hehe....

Aku menyaksikan sendiri bagaimana kata kata membawa petaka, mulut yang menganga malam ini seketika diam tak bersuara, menerima yang terjadi malam ini walaupun mungkin hatinya berontak, ingin membela diri, tapi apa daya semuanya telah terjadi tak ada yang bisa di bela, semuanya telah terdengar salah. Semuanya hanya karena ucapan yang di anggap nya tidak berharga.

Ini memang kejadian yang patut jadi pelajaran, dan menjadi ingatan kita di masa yang akan datang, bukan untuk mengingat betapa sakitnya seseorang jatuh dari ketinggian, tapi ingatlah apa yang membuatnya jatuh. Bukan karena angin yang kencang, tapi hanya karena angin yang berhembus lembut.

Semoga ini bermanfaat dan jadi pelajaran untuk kita semua.

No comments:

Post a Comment