Thursday, December 10, 2015

Ketika Berjalan Kaki Menjadi Sesuatu Yang Aneh

Berjalan di pagi hari menikmati suasana pedesaan yang masih alami, asri dan juga alamnya yang sejuk. Jalannya yang ramai oleh pejalan kaki, penduduk yang bekerja dipagi hari. Dengan berjalan kaki mereka menyusuri jalan ketempat yang mereka tuju.
Pergi ke ladang atau keperkebunan, bahkan berbelanja keperluan. Walau jarak yang mereka tuju lumayan jauh, tapi semangat tak pernah runtuh. Mulai dari anak-anak sampai orang tuapun menggunakan kaki mereka untuk sampai ketujuan.
Jalan ramai dengan pejalan kaki, muka ramah dan saling menyapa. Sesekali dalam perjalanan berpapasan dengan orang lain, mereka bercengkrama dengan penuh sopan, kebahagian terpancar dari muka mereka. Tawa kecil dan senyum manis selalu menghiasi.
Tak banyak kendaraan yang melintasi jalan, motor dan mobil adalah hal yang langka di perkampungan. Hanya sepeda kendaraan yang paling terkenal. Tapi itu juga tidak semua orang memilikinya. Tak ada asap kendaraan, tak terdengar suara kelakson kendaraan, yang ada hanya sapaan dan senyuman, bercengkrama dan saling menyapa. Mengayuh sepeda mungkin hal yang biasa tapi, menarik gas kendaraan bermotor adalah hal yang luar bisa saat itu.

Dunia semakin maju, motor dan mobil masuk ke pedesaan. Tak ada yang tak kenal dengan benda itu sekarang. Semua warga di perkampungan mulai memilikinya. Gas dan kelakson kendaraan ramai terdengar, udara mulai tercemar, asap kendaraan mulai terhirup.
Tak ada lagi keramahan pedesaan, sapaan dan senyuman mulai luntur, bukan tak ada tapi berkurang. Kemanan-mana mengunakan kendaraan bermotor, bahkan anak-anak pergi kesekolah mengunakannya. Bukan hanya motor dan mobil pribadi saja, ojek dan angkotpun belalu lalang di jalanan. Memang dulupun ada angkutan pedesaan, tapi masih jarang dan hanya digunakan saat pergi ke kota.
Ketika berjalan kaki menjadi hal yang aneh. Bukan aneh karena tidak tahu berjalan, tapi aneh karena masih ada yang berjalan di zaman yang penuh kendaraan. Bukankah berjalan kaki itu baik dan menyehatkan pada tubuh? Tapi kenapa harus melirik aneh, melihat, dan memandang dengan muka meremehkan. Sesekali terdengar bisikan "Masih zaman berjalan kaki? Padahalkan sudah banyak kendaraan". Itulah mengapa semakin banyak orang yang ingin memiliki kendaraan.
Orang yang berjalan kaki semakin kurang. Masih ada tapi semakin tak ada.
Memang mungkin di perkotaan banyak jalan yang di khususkan untuk pejalan kaki, tapi di pedesaan pejalan kaki dan kendaraan hanya memiliki satu jalan untuk bersama.

Mendapatkan manfaat dari berjalan kaki mulai susah. Susahnya menemui suasana sejuk dan asri. Pedesaan mulai jadi kota. Rasa aman berjalan kaki dijalan mulai terancam, karena tidak semua pengendara bermotor punya kesadaran untuk bisa berbagi jalan dengan para pejalan kaki. Kebut-kebutan, dan saling mendahului pun sudah mulai terjadi. Sesekali jeritan terdengar di tepi jalan, menyaksikan kejadian yang tak diharapkan.

No comments:

Post a Comment